Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Alat-alat pernapasan  merupakan organ tubuh yang sangat penting. Jika alat ini terganggu  karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu,  bahkan dapat menyebabkan kematian.Berikut akan diuraikan beberapa macam  gangguan yang umum terjadi pada saluran pernapasan manusia.
1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza.  Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat,  bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.
2. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran  pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau  tekanan psikologis. Asma bersifat menurun.
3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan  bakteri mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena  adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian  paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil.  Akibatnya napas penderita terengah-engah.
Gejala sistemik/umum penyakit tuberkulosa :
• Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan  malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti  influenza dan bersifat hilang timbul.
• Penurunan nafsu makan dan berat badan.
• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
• Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
1. Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:
• Rinitis
• Radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus  influenza.misal Faringitis , Laringitis , Bronchitis , Sinusitis
1. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan  cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat.
2. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri  Streptococcus. Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita  hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.
3. Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara.  Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum  alkohol, dan terlalu banyak serak.
4. Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita  mengalami demam dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang  tenggorokan
5. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan  kiri batang hidung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus  dibuang melalui operasi.
Bronchitis ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus lokal yang  bersifat patologis dan berjalan kronik.
• Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam  dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot  polos bronkus.
• Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size ), sedangkan  bronkus besar jarang terjadi.
• Bronchitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama pada  seorang pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan  obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakan cronik obstructive  pulmonary disease ( COPD ).
• Di negara barat, kekerapan bronchitis diperkirakan sebanyak 1,3%  diantara populasi. Di Inggris dan Amerika penyakit paru kronik merupakan  salah satu penyebab kematian dan ketidak mampuan pasien untuk bekerja.
• Kekerapan setinggi itu ternyata mengalami penurunan yang berarti  dengan pengobatan memakai antibiotik. Di Indonesia belum ada laporan  tentang anka-angka yang pasti mengenai penyakit ini.
• Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan  diderita oleh laki-laki dan wanita.
• Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan dapat merupakan  kelainan congenital. ETIOLOGI
• Penyebab bronchitis sampai sekarang masih belum diketahui dengan  jelas.
• Pada kenyataannya kasus-kasus bronchitis dapat timbul secara  congenital maupun didapat
5. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan  penggunaan oksigen yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus  terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan  cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim  pernapasan).
6. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan  asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.
7. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh  lendir yang dihasilkan kuman difteri.
8. Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya  kemasukan udara.
9. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau  bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan  saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip,  pembengkakan di tekak atau amandel.
11. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker  paru-paru dapat menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat  berhubungan dengan aktivitas yang sering merokok. Perokok pasif juga  dapat menderita kanker paru-paru. Penyebab lainnya yang dapat  menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes,  radiasi ionasi, produk petroleum, dan kromium.
Untuk jelasnya Deskripsi penyakit Pernafasan sebagai berikut OK
Asma
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran napas mengalami penyempitan  karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan  peradangan; penyempitan ini bersifat sementara. Penyempitan ini dapat  dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu  binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita  lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan  sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Gejala  awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk  kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan  satu-satunya gejala.
Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga  timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga  akan mengeluarkan banyak keringat.
Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara  karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi dan sianosis (kulit  tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita  sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan.
Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan  menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan  udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak  yang dirasakan oleh penderita.
Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal.  Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan  pengobatan rutin untuk mencegah serangan.
Agonis reseptor beta-adrenergik (inhaler) merupakan obat terbaik untuk  mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk  mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Penggunaan inhaler  yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung.
Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa  dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan  meminum obat sebelum melakukan olah raga.
Bronkitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke  paru-paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh  sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya  penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,  bronkitis bisa bersifat serius.
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang  menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita  penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun.
Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
> Sinusitis kronis
> Bronkiektasis
> Alergi
> Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
> Berbagai jenis debu
> Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin,  hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin
> Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
> Tembakau dan rokok lainnya.
Gejalanya berupa:
> batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
> sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
> sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
> bengek
> lelah
> pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
pipi tampak kemerahan
> sakit kepala
> gangguan penglihatan.
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita  dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak  sebaiknya hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat  dan minum banyak cairan.
Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa  penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau  dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki  penyakit paru-paru. Kepada penderita dewasa diberikan  trimetoprim-sulfametoksazol, tetracyclin atau ampisilin. Erythromycin  diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah Mycoplasma pneumoniae.  Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya  virus, tidak diberikan antibiotik.
Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat  berat, maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu  menentukan apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.
Influensa
Influensa, biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah penyakit  menular burung dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari famili  Orthomyxoviridae (virus influensa). Penyakit ini ditularkan dengan  medium udara melalui bersin dari si penderita. Pada manusia, gejala umum  yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung  tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak  badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan  terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada  anak-anak dan orang berusia lanjut.
Masa penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3  hari sejak kontak dengan hewan atau orang yang influensa.
Penderita dianjurkan agar mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak  menularkan penyakit hingga mereka merasa lebih sehat.
Pencegahan
1. Sebagian besar virus influensa disebarkan melalui kontak langsung.  Seseorang yang menutup bersin dengan tangan akan menyebarkan virus ke  orang lain. Virus ini dapat hidup selama berjam-jam dan oleh karena itu  cucilah tangan sesering mungkin dengan sabun
2. Minumlah yang banyak karena air berfungsi untuk membersihkan racun
3. Hiruplah udara segar secara teratur terutama ketika dalam cuaca sejuk
4. Cobalah bersantai agar anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh  karena dengan bersantai dapat membantu sistem kekebalan tubuh merespon  terhadap virus influensa
5. Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan  diimunisasi. Namun perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan  imunitas dalam tubuh sendiri, melalui makanan yang bergizi dan menjahui  potensi-potensi yang menyebabkan influensa
6. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml  yoghurt rendah lemak per hari mampu mencegah 25% peluang terkena  influensa dikarenakan yoghurt mengandung banyak laktobasilus
Mutasi virus influensa
Virus influensa cepat sekali bermutasi, sehingga setiap kali para ahli  virus harus berusaha menemukan penangkal yang baru. Wabah flu terbesar  pertama adalah pandemi flu spanyol (1918). Beberapa tahun yang lalu kita  mengenal flu Hong Kong dan pada tahun 2005 merebak flu burung. Semua  ini menunjukkan betapa sulitnya usaha penangkalan terhadap penyakit ini.
Ada berbagai makanan yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga  Anda tak perlu tertular flu. Misalnya menyantap jeruk, brokoli, anggur,  kiwi, kol dan sebagainya. Makanan-makanan tadi mengandung vitamin C yang  mengandung anti oksidan dan membantu tubuh melawan berbagai penyakit.
Flu burung
(bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang  disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia.  Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar  unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain  seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya  Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N.  Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1  yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan,  minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu  yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak  dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga  pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan  pakaian juga perlu dijaga.
Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang  didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci  sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat  tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi  risiko penularan.
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan  dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat  sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.
Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang  berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan  anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang  menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara  lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus  tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu  sehingga diperlukan opini dokter.
Flu babi
(Swine influenza) adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh  virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Flu babi  menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang  yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus  penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam,  disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan  kesadaran yang berakhir pada kematian Flu babi diketahui disebabkan oleh  virus influenza A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, and H2N3.
Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat,  gejala influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam,  batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin,  dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan  muntah-muntah.
Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat  menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan  parut yang luas.
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi  yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam  paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan  penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut  (fibrosis) di dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk  fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya.  Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat  yang terhirup.
Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan  penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga  pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di  dalam pakaian pekerja.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:
-Plak pleura (klasifikasi)
-Mesotelioma maligna
-Efusi pleura.
Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah  terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan  elastisitasnya.
Gejala pertama adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan  untuk melakukan gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak  napas yang berat dan mengalami kegagalan pernapasan.
Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita  batuk-batuk dan bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat  menyebabkan terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang  melapisi paru-paru. Meskipun jarang, asbes juga bisa menyebabkan tumo  pada pleura yang disebut mesotelioma atau pada selaput perut yang  disebut mesotelioma peritoneal.
Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat  disembuhkan. Mesotelioma umumnya muncul setelah terpapar krokidolit,  satu dari 4 jenis asbes. Amosit, jenis yang lainnya, juga menyebabkan  mesotelioma.Krisotil mungkin tidak menyebabkan mesotelioma tetapi kadang  tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan mesotelioma. Mesotelioma  biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun
Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga  merokok, terutama mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
*batuk
*rasa sesak di dada
*nyeri dada
*kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari tangan yang  menyerupai tabuh genderang).
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang  lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi  dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir.  Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker)  maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang  dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal,  kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak  menyembuhkan kanker.
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di  lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah  melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita  asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah  terpapar 40 tahun lalu.
Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja  yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok.  Sementara itu guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada  pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya  di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke  rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan  pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah  masing-masing.
Faringitis
Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorokkan  atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorokan.
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan  yang lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena  terkena kuman. Kadangkala makan makanan yang sehat dengan buah-buahan  yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong.
Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan pra tanda penyakit flu  atau pilek.
faringitis ada yang akut dan kronis,
Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri  tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu  yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada  sesuatu yang mengganjal di tenggorok.
TBC
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,  perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya,  Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar  140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan,  Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun  1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara  0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang  dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun  2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46%  diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri  Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat  tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).  Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24  Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi  nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut  sebagai Koch Pulmonum (KP).
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri  Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC  batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita  TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam  paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang  dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui  pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC  dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak,  ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan  lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena  yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka  dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular  (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini  akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri  itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat  jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan  menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang  sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap  dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem  kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan  sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk  sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi  sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum  dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan  positif terinfeksi TBC.
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus  yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis  tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk  menegakkan diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum
• Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan  malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti  influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
• Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan  sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan  kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",  suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai  dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang  yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di  atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut  sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam  tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi  kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50%  anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji  tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal  serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan  30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
Emfisema
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus  sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada  penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan  orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari  paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim  alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru  ini.
Gejala: Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan  obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas. Nafsu makan yang  menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita  emfisema.
Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik  untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
Kanker Paru-Paru
Penyebab: Kanker telah menjadi penyakit yang mematikan, bahkan kanker  paru-paru merupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya. Sel  tumor atau kanker yang tumbuh di paru-paru dialami oleh penderita kanker  paru-paru. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke  bagian lain.
Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun  dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan  tahun menyebabkan mutasi pada sel saluran napas dan menyebabkan  terjadinya sel kanker.
Penyebab lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres  atau faktor keturunan.
Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah  dan berat badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya,  gejala umumnya baru terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau  telah menyebar.
Pencegahan dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak  mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk  mencegah timbulnya sel kanker.
Pneumonia
Penyebab: Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru  (parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya  disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri  Mycoplasma pneumoniae.
Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit  pada dada, dan sesak napas juga disertai demam tinggi.
Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya  tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus  pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan  bergizi atau berolahraga secara teratur.
Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan  dengan meminum antibiotik.
Pengaruh Narkoba terhadap Sistem Saraf
DEWASA ini, banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan atau narkoba,  mulai dari anak kecil sampai dewasa, bahkan orang yang lanjut usia.  Sebenarnya, narkoba ini digunakan di rumah sakit-rumah sakit, seperti  narkotika yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pasien pada saat  operasi.
Untuk pemakaian ini, narkotika harus digunakan sesuai dengan dosis yang  tepat dan di bawah pengawasan dokter. Namun, karena efeknya yang  dianggap dapat membuat jiwa lebih tenang dan nyaman, ada upaya sebagian  orang untuk menyalahgunakannya, yaitu menenangkan jiwa yang sedang kacau  sehingga beban tersebut terasa hilang. Padahal, beban tersebut tetap  ada, malahan pemakaian obat-obatan tersebut menambah masalah baru bagi  dirinya, terutama kesehatannya. Masalah tersebut akan timbul apabila si  pemakai telah merasa ketagihan, yaitu dengan rusaknya alat tubuh  terutama sistem saraf, penurunan gairah seksual, dan kemandulan.
Ada empat macam obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf, yaitu:
1. Sedatif, yaitu golongan obat yang dapat mengakibatkan menurunnya  aktivitas normal otak. Contohnya valium.
2. Stimulans, yaitu golongan obat yang dapat mempercepat kerja otak.  Contohnya kokain.
3. Halusinogen, yaitu golongan obat yang mengakibatkan timbulnya  penghayalan pada si pemakai. Contohnya ganja, ekstasi, dan sabu-sabu.
4. Painkiller, yaitu golongan obat yang menekan bagian otak yang  bertanggung jawab sebagai rasa sakit. Contohnya morfin dan heroin.
Penggunaan obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem  saraf, misalnya hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh  pemakai, kekurangan dopamin. Dopamin merupakan neurotransmitter yang  terdapat di otak dan berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke  sel saraf lainnya. Hal ini menyebabkan dopamin tidak dihasilkan. Apabila  impuls saraf sampai pada bongkol sinapsis, maka gelembung-gelembung  sinapsis akan mendekati membran presinapsis.
Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitte tidak dapat  melepaskan isinya ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa  tidak dapat menyebrang ke membran post sinapsis. Kondisi tersebut  menyebabkan tidak terjadinya depolarisasi pada membran post sinapsis dan  tidak terjadi potensial kerja karena impuls saraf tidak bisa merambat  ke sel saraf berikutnya.
Efek lain dari penggunaan obat-obatan terlarang adalah hilangnya kendali  otot gerak, kesadaran, denyut jantung melemah, hilangnya nafsu makan,  terjadi kerusakan hati dan lambung, kerusakan alat respirasi, gemetar  terus-menerus, terjadi kram perut dan bahkan mengakibatkan kematian.  Untuk menyembuhkan para pencandu diperlukan terapi yang tepat dengan  mengurangi konsumsi obat-obatan sedikit demi sedikit di bawah pengawasan  dokter dan diperlukan dukungan moral dari keluarga serta lingkungannya  yang diiringi oleh tekad si pemakai untuk segera sembuh. Hal yang paling  penting adalah ditumbuhkannya nilai agama dalam diri si pemakai.
Apa Itu NAPZA
NAPZA merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif  lainnya. Sedangkan Narkoba adalah narkotika dan obat-obatan. Narkoba  atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan  mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana  disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi  sosial.
Pemerintah sendiri telah mengeluarkan Undang-Undang untuk penyalahgunaan  narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22  tahun 1997 tentang Narkotika.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu  pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi  kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat  digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta  mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :  Amphetamine
Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak  digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta  mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :  Phenobarbital.
Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas  digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta  mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :  Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
Beberapa jenis NAPZA yang populer digunakan di Indonesia :
• Putau : tergolong heroin yang sangat membuat ketergantungan, berbentuk  bubuk.
• Ganja : berisi zat kimia delta-9-tetra hidrokanbinol, berbentuk  tanaman yang dikeringkan.
• Shabu-shabu: kristal yang berisi methamphetamine.
• Ekstasi: methylendioxy methamphetamine dalam bentuk tablet atau  kapsul.
• Pil BK, megadon dan obat-obat depresan sejenis.
PENYALAHGUNAAN NAPZA :
Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :
1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
1. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
2. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
3. Opioda sintetik : Metadon.
Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.
Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni  berwarna putih keabuan.
Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses  tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi  morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat  dari morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh  dokter sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi,  penderita cancer.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan  perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf  kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai  keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri,  mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.
2. KOKAIN :
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu  makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan  lelah
3. KANABIS :
Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau  dengan menggunakan pipa rokok.
4. AMPHETAMINE :
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga  tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet  diminum dengan air.
Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
5. LSD ( Lysergic Acid ).
Termasuk dalam golongan halusinogen.
Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.
Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi  setelah 30 - 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.
6. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :
Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat  tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami  kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.
7. SOLVENT / INHALASI :
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol,  Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.
Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada  golongan yang kurang mampu.
8. ALKOHOL :
Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian  yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu  dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang  lebih tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan : booze, drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran
Ciri-ciri ketergantungan Napza
• Keinginan yang tak tertahankan untuk “MEMAKAI”
• Kecenderungan untuk menambah dosis.
• Ketergantungan psikis.
• Ketergantungan fisik, yaitu gejala putus obat (withdrawal syndrome).
Akibat penyalahgunaan Napza
• Secara fisik: penggunaan NAPZA akan mengubah metabolisme tubuh  seseorang.
• Secara psikis: berkaitan dengan berubahnya beberapa fungsi mental,  seperti rasa bersalah, malu dan perasaan nyaman yang timbul dari  mengkonsumsi NAPZA.
• Secara sosial: dampak sosial yang memperkuat pemakaian NAPZA. Proses  ini biasanya diawali dengan perpecahan di dalam kelompok sosial terdekat  seperti keluarga, sehingga muncul konflik dengan orang tua,  teman-teman, pihak sekolah atau pekerjaan.
Efek lanjut penggunaan Napza
• Dari kebutuhan untuk memperoleh NAPZA terus-menerus menyebabkan  penyalahguna sering melakukan pelanggaran hukum.
• Menurunnya bahkan menghilangnya produktivitas pemakai, apakah itu di  sekolah maupun di tempat kerja. Penyalahguna akan kehilangan daya untuk  melakukan kegiatannya sehari-hari.
• Penggunaan jarum suntik secara bersama meningkatkan resiko tertularnya  berbagai macam penyakit seperti HIV.
• OVER DOSIS = Kematian
Ciri-ciri pengguna
a. Fisik
• Berat badan turun drastis.
• Mata cekung dan merah, muka pucat dan bibir kehitaman.
• Buang air besar dan air kecil kurang lancar.
• Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
• Tanda berbintik merah seperti bekas gigitan nyamuk dan ada bekas luka  sayatan.
• Terdapat perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan.
• Sering batuk-pilek berkepanjangan.
• Mengeluarkan air mata yang berlebihan.
• Mengeluarkan keringat yang berlebihan.
• Kepala sering nyeri, persendian ngilu.
b. Emosi
• Sangat sensitif dan cepat bosan.
• Jika ditegur atau dimarahi malah membangkang.
• Mudah curiga dan cemas
• Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul atau berbicara kasar  kepada orang disekitarnya, termasuk kepada anggota keluarganya. Ada juga  yang berusaha menyakiti diri sendiri..
c. Perilaku
• Malas
• Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.
• Menyendiri di kamar, toilet, gudang, kamar mandi, ruang-ruang yang  gelap.
• Nafsu makan tidak menentu.
• Takut air, jarang mandi.
• Sering menguap.
• Sikapnya cenderung jadi manipulatif.
• Sering bertemu dengan orang-orang yang tidak dikenal keluarga, pergi  tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam.
• Selalu kehabisan uang, barang-barang pribadinya pun hilang dijual.
• Suka berbohong dan gampang ingkar janji.
• Sering mencuri baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun pekerjaan.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar