KESADARAN KEBANGSAAN DI ASIA AFRIKA
A.  PAHAM-PAHAM BARU
1. Liberalisme
Liberalisme merupakan paham yang   mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan individu. Istilah liberalisme   berasal dari bahasa Latin, libertas, yang artinya   kebebasan,sedangkan dalam bahasa Inggris, liberty, artinya   kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan individu untuk   memiliki tempat tinggal, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul.
Pada hakikatnya, paham liberalisme ini   timbul karena reaksi terhadap penindasan yang dilakukan oleh kaum   bangsawan dan kaum agama di zaman absolute monarchie. Orang   ingin melepaskan dirinya dari kekangan manusia, ini dikemukakan oleh   Rousseau dalam bukunya Du Contrat Sosial.
2. Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang menghendaki   suatu masyarakat yang disusun secara kolektif agar menjadi suatu   masyarakat yang sejahtera/bahagia. Kata sosialisme berasal dari bahasa   Latin, socius,artinya kawan. Tujuan sosialisme adalah   mewujudkan masyarakat sosialis dengan jalan mengendalikan secara   kolektif sarana produksi dan memperluas tanggung jawab negara bagi   kesejahteraan rakyat.
Tokoh  pemikir sosialisme adalah Robert  Owen, seorang pengusaha Inggris yang  menulis buku A New of Society  an Essay on the Formation of Human  Character. Ia adalah orang yang  pertama menggunakan istilah  sosialisme.
Tokoh lainnya adalah  Saint Simon, Piere  Proudon, Charles Fourier, Karl Marx. Seorang yang  dikenal sebagai Bapak  Sosialisme adalah Karl Marx dalam tulisannya DasKapital  yang  mengatakan bahwa sejarah masyarakat merupakan  perjuangan-perjuangan  kelas, semboyan mereka “bersatulah kaum proletar  sedunia.” Titik berat  dari paham ini adalah pada masyarakat bukan  individu, dan dalam hal ini  sosialisme merupakan lawan dari  liberalisme.
3.  Pan-Islamisme
Pan-Islamisme  adalah paham yang  bertujuan untuk menyatukan umat Islam sedunia. Paham  ini berasal dari  gagasan Jamaluddin al Afgani (1839 – 1897). Ide  tersebut sebenarnya  secara samar-samar pernah dicanangkan oleh At  Tahtawi (1801 – 1873),  seorang tokoh pembaharu Islam Mesir. Ia sudah  menyebutkan dua ide yaitu  Islam dan patriotisme.
Ia menegaskan bahwa antara ide Islam dan   patriotisme tidak bertentangan. Dua ide tersebut kemudian menjelma   menjadi dua bentuk persaudaraan, yaitu persaudaraan (ukhuwah)   Islamiah dan persaudaraan (ukhuwah) wathaniah.
4. Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos,artinya   rakyat, dan kratos, artinya pemerintahan. Jadi, demokrasi   dalam arti sempit adalah pemerintahan di tangan rakyat. Dalam arti luas,   demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap   anggota masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik   langsung atau tidak langsung.
Kondisi  yang memengaruhi terciptanya  demokrasi adalah adanya kesepakatan  bersama dalam masalah yang  fundamental dan upaya yang memungkinkan  kebebasan politik tumbuh di  tengah negara. Demokrasi mula-mula  diterapkan di Yunani Kuno, yakni  demokrasi langsung, kemudian  berkembang ke negara Eropa lainnya, dan  akhirnya ke Indonesia.
5. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham rasa   cinta terhadap bangsa dan tanah air yang  ditimbulkan oleh persamaan   tradisi yang berkaitan dengan sejarah, agama, bahasa, kebudayaan,   pemerintahan, tempat tinggal dan keinginan untuk mempertahankan dan   mengembangkan tradisinya sebagai milik bersama dari anggota bangsa itu   sebagai kesatuan bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang mendiami   wilayah tertentu dan memiliki hasrat dan kemauan bersama untuk bersatu,   karena adanya persamaan nasib, cita-cita, kepentingan dan tujuan yang   sama. Tokoh nasionalisme atau pencetusnya adalah Joseph Ernest Renan,   Otto Bouer, Hans Kohn, dan Louis Sneyder. Hans Kohn berpendapat   nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi individu yang diserahkan kepada   bangsa dan negaranya.
Munculnya  nasionalisme dipengaruhi oleh  hal-hal berikut.
a. Magna Charta (1215) di  Inggris  yang kemudian menjadi akar demokrasi.
b. Adanya Piagam Bill of Right (1689)  di Inggris.
c. Revolusi Prancis yang menumbuhkan   demokrasi dan nasionalisme yang tercermin dalam
semboyan revolusi liberte, egalite,   fraternite yang berkembang ke seluruh Eropa.
d. Pengaruh pemikiran dari Renaissance.
Selanjutnya, Hertz dalam bukunya Nationality   in History and Policy mengatakan bahwa prinsip-prinsip   nasionalisme adalah hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk   mencapai kemerdekaan, hasrat untuk mencapai keaslian, dan hasrat untuk   mencapai kehormatan.
B. PERGERAKAN KEB ANGSAAN DI ASIA  DAN  AFRIKA
Di kawasan Asia, kesadaran nasional  baru  bangkit sekitar permulaan abad ke-20 untuk melepaskan cengkeraman  dari  kekuasaan Barat.Misalnya, gerakan nasional India yang dipelopori  oleh  Mahatma Gandhi,gerakan nasional Cina yang dipelopori oleh Sun Yat  Sen,  gerakan nasional Turki yang dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasha.
1. INDIA
Mahatma Gandhi mengajarkan beberapa hal.
1. Swadesi, yaitu gerakan  rakyat  India untuk membuat dan memakai bahan buatan dalam
negeri sendiri.
2. Ahimsa, artinya melawan  tanpa  kekerasan (dilarang membunuh) artinya tidak berbuat
apa-apa.
3. Satyagraha, artinya gerakan  rakyat India untuk  tidak bekerja sama dengan penjajah
(Inggris) sehingga disebut gerakan  nonkooperatif.
4. Hartal, artinya berkabung   karena ada kejadian yang menyedihkan. Berkabung sebagai
tanda protes (mogok).
5. Purnaswaray, yaitu merdeka   penuh.
Hasil perjuangan rakyat  India ialah pada  tanggal 15 Agustus 1947 rakyat mendapatkan status  dominion dan berhak  mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Pada  tanggal 26 Januari 1950,  negara India mendapat kemerdekaan penuh dengan  Nehru sebagai perdana  menterinya.
2. CHINA
Sun Yat Sen,  pelopor gerakan nasional  Cina, mengajarkan Sun Min Chu I (tiga  asas kerakyatan), yaitu Min  Chu (nasionalisme), Min Chuan  (demokrasi), dan Min  Shen (sosialisme). Gerakan nasional  Cina berhasil mengusir Inggris  serta melahirkan Republik Cina (1912).
3. TURKI
Gerakan nasional Turki dipelopori oleh  Mustafa Kemal Pasha.  Sebelumnya, terjadi Gerakan Turki Muda yang  bertujuan untuk  menyelamatkan Turki dari keruntuhan, mengembangkan rasa  nasionalisme,  dan membulatkan semangat kebangsaan Turki.
Adapun Gerakan Turki Muda meliputi  hal-hal berikut.
1. Modernisasi Turki, yaitu membangun   Turki secara modern.
2.  Nasionalisme berarti menebalkan rasa  kebangsaan Turki sehingga rakyat  berjuang
mempertahankan Turki  dari rongrongan  penjajahan.
3.  Demokrasi berarti membentuk  pemerintahan atas dasar kedaulatan rakyat  dengan
UUD, sebab keikutsertaan  rakyat dalam  pemerintahan memperkukuh negara.
Selanjutnya, Kemal Pasha mengambil   tindakan, antara lain,
1.  memproklamasikan Turki menjadi  republik pertama dengan Mustafa Kemal  Pasha
sebagai presidennya pada  tanggal 29  Oktober 1923;
2.  melaksanakan pemerintahan modern,  yakni pengesahan UUD, kota Ankara  sebagai ibu
kota, modernisasi  agama, dipakainya  huruf Latin;
3.  modernisasi ekonomi dengan cara  mengadakan rencana pembangunan lima  tahun;
4. modernisasi pertahanan  dan  persenjataan modern.
C. PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Latar  belakang lahirnya pergerakan  nasional Indonesia tidak terlepas dari  peristiwa peristiwa di Asia,  misalnya, kemenangan Jepang atas Rusia  (1901 – 1905), meningkatnya  pendidikan rakyat, terbitnya surat kabar  sebagai media komunikasi, serta  adanya paham baru yang masuk ke  Indonesia yang mempercepat tumbuh dan  berkembangnya nasionalisme  Indonesia.
Menurut Sartono  Kartodirjo, nasionalisme  Indonesia merupakan antitesa dari  kolonialisme.Maksudnya, munculnya  nasionalisme karena adanya penjajahan  oleh Belanda.
Ada beberapa yang  melatarbelakangi  Pergerakan Nasional Indonesia.
1. Pengaruh pendidikan
Adanya Trilogi Van Deventer, khususnya   dalam bidang edukasi, ternyata membawa pengaruh lahirnya sekolah bagi   rakyat Indonesia. Walaupun pada kenyataannya, sekolah
diperuntukkan anak-anak Barat namun  rakyat  pribumi juga mendapatkan bagian dari usaha pendidikan tersebut.
2. Diskriminasi
Perbedaan perlakuan yang dijalankan oleh   penjajah terhadap rakyat membuat status sosial rakyat semakin terpuruk.   Rakyat pribumi ditempatkan pada golongan terbawah, sedangkan bangsa   Belanda menempatkan dirinya pada golongan teratas.
3. Pengaruh paham baru
Paham baru yang berkembang di Eropa   seperti nasionalisme, demokrasi, dan liberalisme juga masuk ke negara   jajahannya di Asia-Afrika. Pengaruh dari paham baru inilah yang membuka   pola pikir rakyat untuk menggunakan kemampuannya melawan ketidakadilan   dan perampasan hak atas bangsa sehingga ada kebangkitan melawan   penindasan penjajah untuk mewujudkan hidup yang merdeka. Selain itu,   munculnya kaum cerdik pandai juga mendorong lahirnya organisasi modern   di Indonesia untuk melawan penjajah.
 



 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar